STUDI PEMBANGUNAN. Saat ini penulis sedang menempuh studi S2 di ITB. Dengan niat untuk memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat, maka untuk penulis ingin men-share beberapa pemikiran yang bisa menambah wawasan sekaligus bermanfaat bagi pembaca.
Dalam kesempatan kali ini saya akan melakukan analisa terhadap 2 (dua) artikel koran Kompas, Kamis, 21 Agustus 2014 berjudul “industri Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara” dan “Industrialisasi Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia Kompetitif”.
Dalam kesempatan kali ini saya akan melakukan analisa terhadap 2 (dua) artikel koran Kompas, Kamis, 21 Agustus 2014 berjudul “industri Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara” dan “Industrialisasi Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia Kompetitif”.
Peran perkembangan teknologi dalam
pembentukan suatu aspek pembangunan adalah suatu keniscayaan. Pengembangan
teknologi berarti melakukan rekayasa secara ilmiyah untuk mencapai tujuan yang
praktis untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia. Karena teknologi tersebut pada ujungnya memberikan
manfaat kepada manusia sehingga tidak bisa terlepas dari pengaruh peran dan
posisi manusia secara alamiyah yaitu dalam berkehidupan dalam sistem ekonomi,
politik, sosial, budaya, dan sumber daya alam serta lingkungan.
A. Analisis
Artikel
Di dalam artikel berjudul
“Industrialisasi Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara”
mengkritisi mengenai lemahnya industri-antara sehingga menyebabkan lemahnya
daya saing industri makanan-minuman di Indonesia. Padahal diterangkan bahwa
kedudukan industri makanan-minuman dinilai sangat strategis karena
berkontribusi dalam PDB terus naik mencapai 7,5 persen. Meski bernilai
strategis, namun bahan baku yang dibutuhkan harus didapatkan dengan cara impor
hingga 70% atau sekitar 7 miliar dollar AS. Hal tersebut justru memberikan
kontribusi defisit neraca perdagangan sebesar 1,6 miliar dollar AS pada tahun
2013. Dengan kondisi tersebut sudah seharusnya perbaikan yang meliputi sektor hulu
terkait penyediaan bahan baku, logistik, dan perizinan.
Terkait dengan artikel sebelumnya, pada
artikel berjudul “Industrialisasi Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia
Kompetitif” lebih memaparkan mengenai teknologi yang seharusnya dikuasai oleh
bangsa Indonesia yaitu kemampuan rancang bangun dan perekayasaan teknologi yang
ditopang oleh perkembangan industrialisasi. Hal tersebut karena apabila pemilik
industri besar yang memahami arti dan nilai strategis penguasaan rancang bangun
dan perekayasaannya maka akan dapat membangun pabrik yang “utuh”, termasuk
membuat mesin peralatan pabrik yang diproduksi di pabrik mesin dan bengkel
perusahaan. Dalam artikel tersebut juga disebutkan beberapa contoh perusahaan
di Indonesia yang sudah menerapkan industri rancang bangun dan rekayasa
teknologi seperti: PT Pura Baturama, PS Semen Padang, PT Semen Gresik, PT
Petrokimia Gresik, dan PT Krakatau Steel.
B. Perumusan
Masalah
Dari kedua artikel tersebut terdapat satu
benang merah bahwa perkembangan teknologi salah satunya dengan cara
industrialisasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan sehingga pembangunan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian
industri dalam negeri dapat terwujud. Apabila ditelisik masing-masing kalimat secara
mendalam pada kedua artikel tersebut maka akan dapat kita temukan beberapa
kalimat utama yang mengurai unsur-unsur pembentuk permasalahan yang dibahas
pada masing-masing artikel. Berikut beberapa unsur-unsur dimaksud pada
masing-masing artikel:
1.
“Industrialisasi
Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara”
-
perkembangan
industrialisasi
-
mengembangkan
kemampuan rancang bangun
-
pembangunan
pabrik secara turn key (putar kunci)
-
membangun
secara utuh
-
memahami
arti dan nilai strategis penguasaan rancang bangun dan perekayasaan
-
mengumpulkan
tenaga berpengalaman
-
pemberlakuan
UU No3/2014 tentang Perindustrian
-
menguasai
dan mengoptimalkan pamanfaatan teknologi industri
-
meningkatkan
efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri di
dalam negeri
2.
“Industrialisasi
Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia Kompetitif”
-
menarik
investasi ke industri sekunder makanan-minuman
-
mengembangkan
industri antara
-
kesulitan
mendapatkan bahan baku
-
menarik
investasi di industri antara
-
kebijakan
untuk mendukung berkembangnya industri antara
-
perbaikan
di sektor hulu meliputi penyediaan bahan baku, logistik dan perizinan
-
memperkenalkan
bahan baku makanan
Namun sayangnya dalam kedua artikel
tersebut hanya membahas mengenai peran sistem produksi yang diwakili oleh
perkembangan teknologi, dan tidak membahas mengenai sistem ekonomi, sistem
politik, sistem sosial budaya, serta sistem sumber daya alam dan lingkungan
yang sejatinya dalam proses pembangunan juga dipengaruhi oleh sistem-sistem
tersebut.
C. Kajian
Teoritis
Dalam perwujudan pembangunan agar
lebih efisien, produktif, memiliki nilai tambah, daya saing dan kemandirian
melalui perkembangan teknologi maka salah satu caranya dengan cara memetakan
fungsi dari masing-masing komponen “pembentuk”-nya untuk mengetahui efektifitas
dan peran dari masing-masing unsur tersebut. Dalam hal ini saya coba
menggunakan metode value engineering
dalam menjabarkan beberapa unsur tersebut serta fungsinya.
Value
engineering adalah pendekatan
sistematis bertujuan untuk mendapatkan keinginan fungsi dari sebuah produk,
proses, sistem atau servis dengan usaha (harga) yang palig efisien tanpa mempengaruhi
kualitas, kemampuan, kinerja dan kemanan (http://archiline-studio.blogspot.com/2011/11/value-engineering.html).
Proses value engineering memiliki bagian terpenting yaitu proses analisis
fungsi (function analysis). Dalam
fase ini mendefinisikan sebuah sistem (produk) dapat bekerja (nilai kegunaan)
atau dijual (nilai tambahan). Sistem tersebut dapat dikategorikan memiliki
fungsi utama (basic function) dan
fungsi sekunder (secondary function)
dimana fungsi utama hanya terdiri dari satu macam. Sedangkan fungsi tambahan
merupakan turunan dalam proses pembuatan, sistematika cara kerja dan strategi
penjualan. Sesuai hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki
persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%).
Dalam analogi teknis misalnya struktur atap berfungsi penopang beban diatasnya
(atap) dan menyalurkan beban ke struktur dibawahnya (kolom/balok). Atap
tersebut juga miliki fungsi sekunder yaitu fungsi estetik, tempat menaruh
instalasi elektrikal & plumbing, insulasi panas dan hujan, dll.
Setelah melakukan
analisis fungsi utama dan sekunder, dilanjutkan dengan analisis Function-Cost-Worth, dan Function-Analysis-System-Techniques
(FAST) Diagram yang dikembangkan setelah melakukan diskusi dengan tim untuk
mengetahui bagaimana-kenapa suatu sistem bekerja. Berikut dilampirkan
bagan alur FAST Diagram yang dapat diterapkan dalam melakukan analisis fungsi
dalam suatu sistem:
D. Solusi
Permasalahan
Salah satu poin penting dalam proses value engineering adalah analisis fungsi
dimana dalam proses tersebut sudah akan terlihat komponen-kompenen apa saja
yang seharusnya menjadi fokus dalam mencapai tujuan. Dalam proses analisis
fungsi tersebut salah satu tahapannya yaitu dengan menggambarkannya ke dalam
grafik yang disebut Function Analysis
System Technique (FAST) diagram.
Dalam tugas kali ini,penulis akan
mencoba mengurai unsur-unsur yang dikemukakan dalam masing-masing artikel
secara diagramatis dengan menggunakan metode value engineering khusunya menggunakan FAST Diagram.
SISTEM PEMBANGUNAN
TEKNOLOGI INDUSTRI MAKANAN-MINUMAN
|
E. Evaluasi/Kesimpulan
Dari fast diagram tersebut dapat kita
amati bahwa terdapat fungsi kritis (critical
function) yang ditandai dengan kotak berwarna merah. Fungsi kritis tersebut
adalah fungsi-fungsi utama pembentuk Sistem Teknologi Industri Makanan-Minuman
sehingga dapat berjalan.
Dalam perwujudan penguasaan dan
pengoptimalan pemanfaatan teknologi industri makanan-minuman di Indonesia maka
perlu meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan
kemandirian industri di dalam negeri.
Sedangkan dalam peningkatan produktivitas
tersebut dapat dicapai dengan dua cara yaitu mengembangkan industri antara dan
menarik investasi di industri antara. Dari masing-masing cara tersebut perlu
didukung dengan unsur pembentuk yang bekerja optimal, misalnya dalam perwujudan
pengembangan industri antara maka perlu mengembangkan kemampuan industri rancang bangun dan pengumpulan tenaga,
terlatih, berpengalaman. Serta dalam usaha menarik investasi ke industri antara
maka perlu adanya kebijakan yang mendukung berkembangnya industri antara.
Dua cara yang ditempuh untuk
pengembangan industri antara tersebut dapat diwujudkan apabila pelaku sudah
memahami arti dan nilai strategis penguasaan rancang bangun dan perekayasaan
yang didukung oleh perbaikan di sektor hulu meliputi penyediaan bahan baku,
logistik dan perizinan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar