Jumat, 26 September 2014

Analisa Sistem Pembangunan Industri makanan-Minuman



STUDI PEMBANGUNAN. Saat ini penulis sedang menempuh studi S2 di ITB. Dengan niat untuk memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat, maka untuk penulis ingin men-share beberapa pemikiran yang bisa menambah wawasan sekaligus bermanfaat bagi pembaca.
Dalam kesempatan kali ini saya akan melakukan analisa terhadap 2 (dua) artikel koran Kompas, Kamis, 21 Agustus 2014 berjudul “industri Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara” dan “Industrialisasi Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia Kompetitif”.
Peran perkembangan teknologi dalam pembentukan suatu aspek pembangunan adalah suatu keniscayaan. Pengembangan teknologi berarti melakukan rekayasa secara ilmiyah untuk mencapai tujuan yang praktis untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Karena teknologi tersebut pada ujungnya memberikan manfaat kepada manusia sehingga tidak bisa terlepas dari pengaruh peran dan posisi manusia secara alamiyah yaitu dalam berkehidupan dalam sistem ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sumber daya alam serta lingkungan.
A.  Analisis Artikel
Di dalam artikel berjudul “Industrialisasi Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara” mengkritisi mengenai lemahnya industri-antara sehingga menyebabkan lemahnya daya saing industri makanan-minuman di Indonesia. Padahal diterangkan bahwa kedudukan industri makanan-minuman dinilai sangat strategis karena berkontribusi dalam PDB terus naik mencapai 7,5 persen. Meski bernilai strategis, namun bahan baku yang dibutuhkan harus didapatkan dengan cara impor hingga 70% atau sekitar 7 miliar dollar AS. Hal tersebut justru memberikan kontribusi defisit neraca perdagangan sebesar 1,6 miliar dollar AS pada tahun 2013. Dengan kondisi tersebut sudah seharusnya perbaikan yang meliputi sektor hulu terkait penyediaan bahan baku, logistik, dan perizinan.
Terkait dengan artikel sebelumnya, pada artikel berjudul “Industrialisasi Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia Kompetitif” lebih memaparkan mengenai teknologi yang seharusnya dikuasai oleh bangsa Indonesia yaitu kemampuan rancang bangun dan perekayasaan teknologi yang ditopang oleh perkembangan industrialisasi. Hal tersebut karena apabila pemilik industri besar yang memahami arti dan nilai strategis penguasaan rancang bangun dan perekayasaannya maka akan dapat membangun pabrik yang “utuh”, termasuk membuat mesin peralatan pabrik yang diproduksi di pabrik mesin dan bengkel perusahaan. Dalam artikel tersebut juga disebutkan beberapa contoh perusahaan di Indonesia yang sudah menerapkan industri rancang bangun dan rekayasa teknologi seperti: PT Pura Baturama, PS Semen Padang, PT Semen Gresik, PT Petrokimia Gresik, dan PT Krakatau Steel.
B.  Perumusan Masalah
Dari kedua artikel tersebut terdapat satu benang merah bahwa perkembangan teknologi salah satunya dengan cara industrialisasi di Indonesia masih perlu ditingkatkan sehingga pembangunan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri dalam negeri dapat terwujud.  Apabila ditelisik masing-masing kalimat secara mendalam pada kedua artikel tersebut maka akan dapat kita temukan beberapa kalimat utama yang mengurai unsur-unsur pembentuk permasalahan yang dibahas pada masing-masing artikel. Berikut beberapa unsur-unsur dimaksud pada masing-masing artikel:
1.      “Industrialisasi Makanan-Minuman Investasi Didorong ke Industri Antara”
-      perkembangan industrialisasi
-      mengembangkan kemampuan rancang bangun
-      pembangunan pabrik secara turn key (putar kunci)
-      membangun secara utuh
-      memahami arti dan nilai strategis penguasaan rancang bangun dan perekayasaan
-      mengumpulkan tenaga berpengalaman
-      pemberlakuan UU No3/2014 tentang Perindustrian
-      menguasai dan mengoptimalkan pamanfaatan teknologi industri
-      meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri di dalam negeri
2.      “Industrialisasi Mutlak Rancang Bangun dan rekayasa Indonesia Kompetitif”
-      menarik investasi ke industri sekunder makanan-minuman
-      mengembangkan industri antara
-      kesulitan mendapatkan bahan baku
-      menarik investasi di industri antara
-      kebijakan untuk mendukung berkembangnya industri antara
-      perbaikan di sektor hulu meliputi penyediaan bahan baku, logistik dan perizinan
-      memperkenalkan bahan baku makanan
Namun sayangnya dalam kedua artikel tersebut hanya membahas mengenai peran sistem produksi yang diwakili oleh perkembangan teknologi, dan tidak membahas mengenai sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial budaya, serta sistem sumber daya alam dan lingkungan yang sejatinya dalam proses pembangunan juga dipengaruhi oleh sistem-sistem tersebut.
C.  Kajian Teoritis
Dalam perwujudan pembangunan agar lebih efisien, produktif, memiliki nilai tambah, daya saing dan kemandirian melalui perkembangan teknologi maka salah satu caranya dengan cara memetakan fungsi dari masing-masing komponen “pembentuk”-nya untuk mengetahui efektifitas dan peran dari masing-masing unsur tersebut. Dalam hal ini saya coba menggunakan metode value engineering dalam menjabarkan beberapa unsur tersebut serta fungsinya.
Value engineering adalah pendekatan sistematis bertujuan untuk mendapatkan keinginan fungsi dari sebuah produk, proses, sistem atau servis dengan usaha (harga)  yang palig efisien tanpa mempengaruhi kualitas, kemampuan, kinerja dan kemanan (http://archiline-studio.blogspot.com/2011/11/value-engineering.html).
Proses value engineering memiliki bagian terpenting yaitu proses analisis fungsi (function analysis). Dalam fase ini mendefinisikan sebuah sistem (produk) dapat bekerja (nilai kegunaan) atau dijual (nilai tambahan). Sistem tersebut dapat dikategorikan memiliki fungsi utama (basic function) dan fungsi sekunder (secondary function) dimana fungsi utama hanya terdiri dari satu macam. Sedangkan fungsi tambahan merupakan turunan dalam proses pembuatan, sistematika cara kerja dan strategi penjualan. Sesuai hukum Pareto menyatakan bahwa sebuah grup selalu memiliki persentase terkecil (20%) yang bernilai atau memiliki dampak terbesar (80%). Dalam analogi teknis misalnya struktur atap berfungsi penopang beban diatasnya (atap) dan menyalurkan beban ke struktur dibawahnya (kolom/balok). Atap tersebut juga miliki fungsi sekunder yaitu fungsi estetik, tempat menaruh instalasi elektrikal & plumbing, insulasi panas dan hujan, dll.

Setelah melakukan analisis fungsi utama dan sekunder, dilanjutkan dengan analisis Function-Cost-Worth, dan Function-Analysis-System-Techniques (FAST) Diagram yang dikembangkan setelah melakukan diskusi dengan tim untuk mengetahui bagaimana-kenapa  suatu sistem bekerja. Berikut dilampirkan bagan alur FAST Diagram yang dapat diterapkan dalam melakukan analisis fungsi dalam suatu sistem:
 


D.  Solusi Permasalahan
Salah satu poin penting dalam proses value engineering adalah analisis fungsi dimana dalam proses tersebut sudah akan terlihat komponen-kompenen apa saja yang seharusnya menjadi fokus dalam mencapai tujuan. Dalam proses analisis fungsi tersebut salah satu tahapannya yaitu dengan menggambarkannya ke dalam grafik yang disebut Function Analysis System Technique (FAST) diagram.
Dalam tugas kali ini,penulis akan mencoba mengurai unsur-unsur yang dikemukakan dalam masing-masing artikel secara diagramatis dengan menggunakan metode value engineering khusunya menggunakan FAST Diagram.


SISTEM PEMBANGUNAN
TEKNOLOGI INDUSTRI MAKANAN-MINUMAN

E.  Evaluasi/Kesimpulan
Dari fast diagram tersebut dapat kita amati bahwa terdapat fungsi kritis (critical function) yang ditandai dengan kotak berwarna merah. Fungsi kritis tersebut adalah fungsi-fungsi utama pembentuk Sistem Teknologi Industri Makanan-Minuman sehingga dapat berjalan.  
Dalam perwujudan penguasaan dan pengoptimalan pemanfaatan teknologi industri makanan-minuman di Indonesia maka perlu meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri di dalam negeri.
Sedangkan dalam peningkatan produktivitas tersebut dapat dicapai dengan dua cara yaitu mengembangkan industri antara dan menarik investasi di industri antara. Dari masing-masing cara tersebut perlu didukung dengan unsur pembentuk yang bekerja optimal, misalnya dalam perwujudan pengembangan industri antara maka perlu mengembangkan kemampuan industri  rancang bangun dan pengumpulan tenaga, terlatih, berpengalaman. Serta dalam usaha menarik investasi ke industri antara maka perlu adanya kebijakan yang mendukung berkembangnya industri antara.
Dua cara yang ditempuh untuk pengembangan industri antara tersebut dapat diwujudkan apabila pelaku sudah memahami arti dan nilai strategis penguasaan rancang bangun dan perekayasaan yang didukung oleh perbaikan di sektor hulu meliputi penyediaan bahan baku, logistik dan perizinan.
 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Archiline Studio

www.archilinestudio.com
Komplek RTM No.25 Tugu Cimanggis (Kelapa Dua) Depok 16451
email. aji.noor@gmail.com
ph. 0856-2002-678/0811-1162-678

Tidak ada komentar:

Posting Komentar