Rabu, 18 Januari 2012

Journey to India (1)

INDIA,,hmm,, yang terlintas dibenak saya pertama kali adalah Taj Mahal.  Sebuah monumen bukti cinta seorang raja terhadap permaisurinya. Dikisahkan dalam berbagai artikel bahwa Taj Mahal dibangun oleh Pangeran Shah Jehan untuk mengenang istrinya, Mumtaz Mahal yang meninggal saat melahirkan di tenda perang. Pada tahun 1632 ia memerintahkan pembangunan istana megah yang dirancang berdasarkan gambaran tentang surga yang dituliskan dalam Al Quran untuk mengenang istri tercintanya. Bangunan ini didirikan di pinggir sebuah sungai agar tidak tertutupi dengan bangunan lainnya. Untuk membangun makam besar (atau lebih sering disebut musoleum) ini, butuh waktu selama 17 tahun dan mengerahkan 20 ribu pekerja. Mereka yang bekerja adalah para ahli seperti arsitek, pemahat, ahli kaligrafi, dan tukang batu dari seluruh India, Persia, dan Turki. Bangunan Taj Mahal yang tingginya mencapai 60 meter ini berlapis emas, perak, bahkan berlian. Setelah selesai, tempat ini juga menjadi peristirahatan terakhir sang raja.  
Taj Mahal, Agra, India
Walaupun saya sangat ingin sekali kesana pada saat mengunjungi India, namun sampai saat ini saya belum bekesempatan untuk pergi kesana sehingga foto dan cerita tentang Taj Mahal insyaAllah akan saya muat di posting berikutnya. Baiklah, kali ini saya akan coba berbagi tentang pengalaman saya menuju Delhi…


ARSITEKTUR. Saya sampai di India pada tanggal 4 Januari 2012, dan pada saat ini bertepatan dengan winter sehingga suhu udara malam hari bias mencapai 7-8o C. Sebelum kami mendarat di Delhi, kami terlebih dahulu transit di Hongkong International Airport. Namun di Hongkong saya hanya sempat mengeksplorasi sebagian terminal yang luas area terminal keseluruhan mencapai 710.000 m2, dan luas bandara 12,5 km2 (http://www.hongkongairport.com) karena waktu transit hanya beberapa jam saja. Suasana yang saya rasakan ketika sampai di Hongkong International Airport hampir sama yang saya rasakan ketika berada di Changi Airport, Singapore. Kedua bandara tersebut berkesan modern, bersih, canggih dengan corak universal karena saya tidak menemukan jati diri dalam desain ornament maupun desain bangunannya. Mungkin karena kedua Negara tersebut merupakan Negara transit yang notabene penduduknya juga bersifat sangat plural yang terdiri dari bebagai suku dan ras.
Sumber: dok. probadi
 
Sumber: http://www.worldairportawards.com/images/hkg226runway.jpg

Sekedar mengobati penasaran atas perbandingan data eksisting antara bandara di beberapa Negara, berikut saya sampaikan data tabel perbandingan yang awalnya dihimpun oleh teman-teman K7 dengan beberapa tambahan dari data yang dihimpun kemudian.
Data jumlah penumpang/tahun, dihimpun dari berbagai sumber
Keterangan berbagai fasilitas airport, dihimpun dari berbagai sumber

Seperti halnya bandara internasional Negara lain, dalam perjalan saya kali ini saya menemukan ciri khas Negara India di Indira Gandhi International Airport, seperti ornament, lukisan dan ukiran yang terdapat di dinding Bandara. Tentu saja saya tidak melewatkan untuk merekam beberapa foto untuk koleksi pribadi.
Ornamen di pengecekan paspor, Indira Gandhi Airport
Suasana hall pengecekan pasport, Indira Gandhi Airport
Sumber: dok. pribadi
Kesan pertama pada saat datang ke Indira Gandhi International Airport adalah lalu lintas kendaraan di Bandara ini cukup kacau. Hal tersebut saya alami saat penjemputan oleh petugas yang menjemput kami. Ketika kami keluar dari Bandara mobil jemputan berserakan dijalan seperti tidak ada petugas yang mengatur sehingga meyebabkan kemacetan bandara yang lebih macet dari jalan Lenteng Agung yang biasa saya lewati setiap pulang kantor.
Suasana area penjemputan,  Indira Gandhi Airport

 -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Archiline Studio

www.archiline-studio.com
Komplek RTM No.25 Tugu Cimanggis (Kelapa Dua) Depok 16451
email. aji.noor@gmail.com
ph. 0856-2002-678/0822-1167-6939

Tidak ada komentar:

Posting Komentar